April 24th, 2017
Tulisan berikut merupakan kutipan pos dari laman Kabarlinux yang melakukan wawancara dengan salah satu Admin GimpScape. Postingan asli laman ini dapat Anda kunjungi melalui tautan berikut.
Apa yang disebut sebagai Free/Libre Open Source Software atau FLOSS (Perangkat Lunak Bebas/Merdeka dan Open-source) tidak melulu soal coding dan pengelolaan teknis server. Jika Anda pernah dengar seseorang bernama David Revoy, Anda pasti akan sangat paham dengan apa yang kami maksud.
David Revoy adalah desainer grafis sekaligus pengguna FLOSS. Dia secara profesional menggunakan aplikasi FLOSS untuk mengolah semua karyanya. Bila Anda kurang yakin, silakan kunjungi laman peppercarrot.com untuk melihat karya-karya beliau.
Yap! Kami baru saja menyinggung perangkat lunak/aplikasi FLOSS pengolah gambar, baik vektor maupun bitmap. Perangkat lunak tersebut tidak kalah canggih dibandingkan perangkat lunak proprietari. Kelemahan dari aplikasi-aplikasi tersebut hanyalah jumlah tutorial-tutorial penggunaan dan ruang diskusi yang sedikit.
Tenang, bagi yang bergelut di bidang desain grafis dan menggunakan aplikasi FOSS sebagai senjatanya, GimpScape merupakan wadah yang tepat untuk Anda berdiskusi, mencari, dan berbagi ide/ilmu.
GimpScape merupakan komunitas/grup diskusi FLOSS, khususnya aplikasi desain GIMP dan Inkscape. Nama yang menyenangkan dan akrab untuk diucapkan dan didengar, mengingat kata “GimpScape” adalah gabungan dari nama aplikasi pengolah gambar bitmap dan vektor FLOSS populer, GIMP dan Inkscape.
Komunitas ini terbentuk dan sangat aktif di platform obrolan Telegram. Isinya pun tidak hanya sekadar obrolan ringan, karena ada sesi-sesi yang sangat menarik untuk diikuti, yang dijamin bakal menambah ilmu desain para anggotanya. Anggotanya juga terus tumbuh berkembang bahkan bertahan karena admin mengembangkan kultur yang diyakini mampu menarik maupun membuat anggotanya betah.
Jadi, bagaimana sih GimpScape terbentuk, apa saja kegiatannya, dan di mana saja ruang karya sebagai ajang “pamer” hasil kerja keras anggotanya, dapat Anda simak di bawah ini.
Kabar Linux telah menghubungi salah satu admin GimpScape, Rania Amina, lewat Telegram untuk berbagi informasi seputar komunitas ini.
KL: Kabar Linux
RA: Rania Amina, salah satu admin GimpScape
KL: Selamat malam. Sebelum berbincang, boleh nih perkenalkan Rania kepada para pembaca dan jabatannya di komunitas/grup GimpScape?
RA: Selamat malam, Ramdziana. Saya Rania Amina salah satu admin GimpScape. Saya sebut salah satu sebab GimpScape mempunyai beberapa admin (sering disebut tukang urus grup) di antaranya Pak Ary Aldatama (beliau merupakan admin yang sesungguhnya), Pak Herbanu Tri Sasongko, Pak Andriadi, Pak Sofyan Sugianto, Pak Bayu Aji, dan Pak Andreecy.
KL: Kapan dan mengapa GimpScape dibentuk?
RA: Grup GimpScape (sering diplesetkan dengan istilah Kontrakan GimpScape) dibentuk oleh Pak Riswan pada 25 Februari 2016. Pada awalnya grup ini hanya berfokus pada diskusi Inkscape. Namun melihat perkembangan anggota yang juga didominasi oleh pengguna Gimp, dan munculnya keinginan untuk memberikan wadah belajar bagi pengguna Gimp, pada 3 Mei 2016 Pak Riswan mengubah nama grup tersebut menjadi GimpScape. Setelah tanggal tersebutlah nama GimpScape mulai populer dan mengharuskan grup ini di-upgrade menjadi supergrup lantaran jumlah anggotanya senantiasa bertambah.
Mengenai mengapa grup ini dibentuk, sebenarnya Pak Riswanlah yang paling berhak memberikan jawaban atas pertanyaan ini, mengingat beliau adalah pendiri GimpScape. Secara garis besar, tujuan dibentuknya GimpScape tentu saja untuk memberikan wadah yang lebih interaktif untuk membantu para pengguna Gimp dan Inkscape di Indonesia. GimpScape tergolong lebih interaktif dan resposif lantaran menggunakan media Telegram yang cukup mumpuni untuk diakses kapan saja melalui gawai para anggota. Sehingga bukan hal yang aneh bila seorang pengguna mendapatkan respon yang lebih cepat bila menemukan kesulitan terkait Gimp dan Inkscape. Terbentuknya GimpScape secara tidak langsung juga memberikan bukti nyata bahwa free software; Inkscape dan Gimp, mampu digunakan untuk menghasilkan karya desain ciamik yang mampu bersaing, sebab desain bukanlah sekadar soal tool melainkan skill.
KL: Saat pertanyaan diajukan, GimpScape sudah memiliki anggota lebih dari 1.000 orang, jumlah yang besar! Kultur apa yang membuat grup ini terus tumbuh dan bertahan?
RA: 1000 lebih, lebih berapa ya? Hehehe.
Salah satu hal yang paling tidak direkomendasikan oleh Pak Ary Aldatama adalah menggunakan bot Telegram untuk sakadar mengucapkan selamat datang pada anggota baru. Menurut beliau, menyapa pengguna baru secara langsung (baik oleh anggota maupun admin) akan memberikan keramahan tersendiri, inilah salah satu hal yang saya curigai membuat para anggota GimpScape betah. Terdengar sepele memang, namun dampaknya cukup terasa menurut saya.
Selain hal sederhana seperti yang saya sebutkan di atas, GimpScape juga secara rutin membuat tantangan mingguan, kuliah daring atau sering disebut kulgram dan berbagi tips atau tutorial seputar desain.
KL: Dilihat dari fokus diskusi, apakah topik-topik lain seperti penggunaan Krita, sk1, MyPaint, dsb boleh didiskusikan di sini?
RA: Untuk hal ini, saya kutipkan Sekilas Tentang GimpScape dari tautan telegra.ph/GimpScape-01-06.
“GimpScape secara khusus merupakan grup diskusi seputar GIMP dan Inkscape serta hal-hal lain yang terkait dengan Free/Libre Open Source Software secara umum.”
Dari kutipan di atas, selama masih berkaitan dengan free software khususnya dalam bidang desain, tentu saja akan diperbolehkan.
KL: Apa saja kegiatan GimpScape, daring (online) maupun luring (offline)?
RA: Secara detail kegiatan Gimpscape dapat disimak pada tautan telegra.ph/GimpScape-01-06, selain biasanya juga mengadakan pelatihan online secara remote ke anggota yang menginginkan pelatihan dasar. (beberapa sudah disinggung pada jawaban sebelumnya, seperti diskusi, setoran, dan Kulgram — Kuliah Telegram).
Untuk kegiatan luring, saat ini GimpScape sekadar melakukan pelatihan-pelatihan dengan skala kecil di beberapa daerah (biasanya di kawasan kampus). Sedikit lebih besar, GimpScape di Jombang yang dikomandani Pak Akmal Andriadi telah bekerjasama dengan Perpuseru untuk mengadakan kegiatan berupa pelatihan di perpustakaan Jombang. Untuk acara semacam lokakarya dengan jumlah yang cukup besar, sampai hari ini belum pernah diselenggarakan dengan nama GimpScape.
KL: Di mana saya bisa melihat karya-karya anggota GimpScape?
RA: GimpScape memiliki beberapa media sosial untuk mempublikasikan karya-karya para anggotanya, yakni;
Dengan adanya media publikasi tersebut, grup GimpScape lebih terfokus untuk dijadikan ruang diskusi utama bagi para anggota.
KL: Adakah project ke depan atau tujuan khusus yang ingin dicapai GimpScape?
RA: Saat ini GimpScape sedang dalam proses pembuatan situs web yang dikomandani oleh Pak Andreecy. Progress Gimpscape Web dapat ditilik pada github.com/gimpscape/gimpscape-web. Sesuai rencana, situs tersebut akan siap digunakan pada awal bulan depan.
Tujuan khusus sebenarnya sudah sempat sedikit disinggung pada jawaban pertanyaan sebelumnya, ingin saya tambahkan saja sedikit bahwa para Admin berharap sedapat mungkin GimpScape bukan sekadar menjadi wadah untuk belajar dan setor karya. Lebih dari itu kami juga sangat berharap bahwa GimpScape dan para anggotanya dapat ikut berkontribusi dalam proyek-proyek open source, baik lokal maupun internasional. Berkarya dengan free software itu keren, berkarya untuk free/libre open source software berlipat kali lebih keren.
KL: Terima kasih Rania atas bincang hangatnya. Semoga grup GimpScape semakin berkembang dan menelurkan lebih banyak karya di jagat nasional hingga internasional.
Original post by
·
Tulis Komentar